Petani Milenial Memperkuat Ketahanan Pangan Nasional
Daftar Isi
Keseriusan pemerintah dalam menyukseskan program Petani Milenial diwujudkan dengan menyiapkan dukungan dana permodalan sebesar Rp30 triliun. Dikutip dari Indonesia.go.id
Data BPS mencatat jumlah petani milenial di seluruh Indonesia saat ini mencapai 6,18 juta orang. Fakta inilah yang mendorong pemerintah untuk menjadikan program Petani Milenial sebagai salah satu program andalan untuk memperkuat ketahanan pangan nasional. Tak tanggung-tanggung dana sebesar Rp30 triliun pun disiapkan untuk memastikan tercapainya tujuan program tersebut.
“Brigade Swasembada Pangan”. Demikianlah pemerintah menyebut para petani milenial. Merwka adalah sosok anak muda, penampilan keren dengan peralatan dan teknologi pertanian mutakhir, dan mandiri secara finansial. Mencermati semakin membesarnya jumlah anak muda yang terjun di dunia pertanian ini, Kementerian Pertanian terus berupaya memperkuat permodalan, mendorong inovasi teknologi pertanian, dan menarik generasi muda ke sektor pertanian.
Wujud nyatanya, Menteri Pertanian, Amran Sulaiman menyatakan, pemerintah telah menganggarkan sebanyak Rp30 triliun yang akan difokuskan untuk membantu mereka dalam hal optimasi lahan (oplah) dan cetak lahan dalam mewujudkan swasembada pangan 2028. "Alatnya kami siapkan, kami beli alat dengan benihnya, pupuk, dan seterusnya itu Rp10 triliun--Rp15 triliun," kata Amran kepada pers nasional saat kunjungan ke Kementerian Pekerjaan Umum (PU) di Jakarta, Jumat (15/11/2024).
Menteri PU Dody Hanggodo menyatakan, jajaran di lingkungan kementeriannya berkomitmen mendukung penuh program ini demi tercapainya swasembada pangan nasional. "InsyaAllah saya siap selalu untuk men-support apa pun yang menjadi program di Kementerian Pertanian, utamanya dalam segi ketahanan pangan dan air," kata Dody, seperti dikutip antaranews.com, Jumat (15/11/2024).
Kementerian PU, lanjut Dody, mendukung sektor pertanian dan program Petani Milenial melalui pembangunan dan optimalisasi jaringan irigasi pompa air, pintu air, tanggul, serta bendungan untuk memastikan pasokan air yang memadai dan efisien.
Langkah ini diharapkan dapat meningkatkan produktivitas pertanian, memperkuat ketahanan pangan nasional, dan memastikan regenerasi petani di Indonesia. Untuk itu, pemerintah melibatkan generasi muda dalam mengelola 200 hektare lahan pertanian melalui 5.000 tim, masing-masing beranggotakan 15 orang. Setiap tim akan menerima modal sebesar Rp3 miliar. "Sekarang sudah ada 3.000 di lapangan, orang yang mendaftar (untuk menjadi petani miilenial) hingga saat ini ada 23.000 orang," tutur Amran.
Pemerintah telah menyiapkan insentif sebesar Rp300 miliar yang akan diberikan kepada setiap 15 petani muda yang menggarap lahan seluas 200 hektare. Dengan program ini, Mentan Amran berharap, kontribusi petani muda terhadap total petani nasional bisa mencapai 10% pada tahun mendatang.
Program ini, lanjut Amran, berpotensi memberikan pendapatan Rp10 juta hingga Rp30 juta per bulan bagi setiap petani muda. Jumlah tersebut adalah proyeksi hasil panen, bukan gaji yang diberikan pemerintah. "Pendapatan itu di atas gaji kalau kita jadi pegawai," ujar Amran, Selasa (12/11/2024), dikutip antaranews.com.
Galakkan Petani Milenial
Program Petani Milenial, diatur melalui Peraturan Menteri Pertanian (Permentan) Nomor 4 Tahun 2019. Permentan tersebut menjamin Indonesia untuk memulai era baru pertanian dengan semakin banyaknya partisipasi generasi muda dalam sektor ini. Berdasarkan data Sensus Pertanian 2023 dari Badan Pusat Statistik (BPS), terdapat sekitar 6,18 juta petani milenial di Indonesia, atau 21,93 persen dari total petani yang mencapai 28,19 juta orang.
Petani milenial didefinisikan sebagai petani berusia 19—39 tahun yang adaptif terhadap teknologi digital dan inovasi pertanian. Jawa Timur menjadi provinsi dengan jumlah petani milenial terbanyak, mencapai 971.102 orang, diikuti Jawa Tengah sebanyak 625.807 orang dan Jawa Barat sekitar 543.044 orang.
Di sisi lain, DKI Jakarta mencatat angka terendah dengan hanya 2.568 orang. Penyebaran ini menunjukkan bahwa daerah-daerah dengan tradisi agraris kuat cenderung memiliki konsentrasi petani muda lebih tinggi.
Kini Kementerian Pertanian giat menggalakkan Petani Milenial di berbagai daerah. “Alhamdulillah dalam kunjungan kerja di Kalimantan Selatan, ada lebih dari 1.000 milenial yang turun langsung pada program cetak sawah. Kami bagikan mesin-mesin modern untuk mereka gunakan,” kata Amran dalam kunjungan kerja di Desa Anjir Pasar, Kabupaten Barito Kuala, Kalimantan Selatan, Jumat (22/11/2024).
Pemerintah memberikan modal kepada generasi muda untuk membuka peluang besar dalam sektor pertanian. Bagi generasi muda, ini membantu memulai usaha, menciptakan lapangan kerja, meningkatkan keterampilan teknologi, dan memberikan penghasilan yang menarik.
Posting Komentar