Surabaya (Kotapraja.com) – Grup Bisyi’rin Nahawan asal Mojokerto dinobatkan sebagai juara pada Festival Al Banjari DPD Partai Golkar Jawa Timur setelah tiga dewan juri memberikan nilai tinggi 95,5. Atas keberhasilannya itu berhak atas hadiah uang tunai Rp 6 juta, piagam dan piala. Penyerahan hadiah dilakukan Ketua DPD Golkar Jatim M. Sarmuji, pada Sabtu (22/3/2025) malam.
Sedangkan juara dua dan tiga masing masing direbut Ulul Musthofa Putri (Kota Malang) menerima uang tunai Rp 5 juta dan grup M.I.M (Nganjuk) menerima uang tunai Rp 4juta.
Gelaran Nuzulul Qur’an dan Festival Al Banjari merupakan rangkaian kegiatan ramadhan 1446H/2025M, berlangsung di halaman Masjid Al Mujahidin, kantor Golkar Jawa Timur Jl. A. Yani Surabaya. Puncak kegiatan ramadhan DPD Golkar Jawa Timur diawali dengan santunan anak yatim, lalu qira’atil quran oleh Sayyid Miqdar Zulfikar dan Mauidzah Hasanah disampaikan oleh KH. Malik Sanusi, pengasuh Ponpes Nurus Syam Bondowoso.
M. Sarmuji mengajak seluruh hadirin untuk mensyukuri nikmat yang diberikan Allah SWT. Kadang hal hal yang sederhana tidak pernah kita hitung saking terbiasanya kita nikmati.
Kalau saya umumkan siapa yang mau diberi uang satu miliar, pasti banyak yang mau. Tapi kalau satu miliar itu harus dibayar dengan tidak bisa bangun esok hari, kita pasti berpikir ulang. Apa gunanya uang satu miliar tapi tidak bisa bangun.
Ia menekankan bahwa nikmat kehidupan sehari-hari seringkali tidak disadari, padahal nilainya sangat besar.
Sarmuji juga menyampaikan pentingnya Al-Quran sebagai mukjizat terbesar yang diberikan kepada Nabi Muhammad SAW. Dibandingkan mukjizat para nabi sebelumnya yang tidak dapat diulang, Al-Quran tetap terjaga keasliannya dari abad ke abad.
“Saya pernah melihat kolektor barang antik di Amerika memiliki koleksi Al-Quran dari berbagai abad, dan tidak ada satu kata pun yang berubah. Ini adalah bukti bahwa Al-Quran adalah mukjizat yang nyata dan tetap relevan hingga kini,” tambahnya.
DPD Golkar Jawa Timur akan selalu mengikuti irama yang ada di masyarakat. Kita adalah masyarakat yang religius, berbudaya. Karena itu di event event religi seperti ramadhan dimana salah satu diantaranya adalah turunnya Al Quran.
Ia berharap Al-Banjari semakin diminati dan menjadi bagian dari budaya Islam yang terus berkembang di masyarakat. Kami mengajak seluruh kader Golkar untuk menjadikan Al-Quran sebagai pedoman hidup.
“Mudah-mudahan kita tidak hanya membaca, tetapi juga memahami dan mengamalkan ajaran dalam Al-Quran. Semoga kita semua diberikan petunjuk dalam menjalani kehidupan,” pungkasnya.
“Hari hari ini Golkar dibawah kepemimpinan Pak Bahlil Lahadalia dan Sekjen Pak Sarmuji nuansa kegiatan keislaman muncul terutama pada ramadhan dimulai dari safari ramadhan , nuzulul quran. Di DPP Golkar ada sesuatu yang hilang dan sekarang muncul yaitu keberpihaan, kecintaan partai Golkar terhadap kegiatan kegiatan keislaman,” Ucap Muhammad Labib, Bendahara Umum DPP Satkar Ulama ketika memberikan kata sambutan.
Hal ini menjadi tantangan bagi Satkar Ulama, MDI maupun Pengajian Al Hidayah untuk mengimbangi Ketua umum dan Sekjen DPP Partai Golkar kembali menggairahkan siar islam di Golkar.
Muhmmad Labib mengaku sangat gembira hari ini Satkar Ulama Jatim memulai lagi dan meramaikan.” Saya apresiasi dan selamat sukses untuk Satkar Ulama Jatim,” Ungkap Labib, anggota DPR RI dari Dapil Gresik-Lamongan.
Sementara itu ketua Panitia Ubaidillah menjelaskan, acara yang merupakan bagian dari kegiatan Ramadan ini mencakup berbagai kegiatan, seperti pembagian takjil, buka bersama, shalat tarawih, serta taberut yang terus berlanjut hingga malam ini.
Lanjut Ubaidillah bahwa Puncak acara pada malam ini adalah Festival Al-Banjari yang diikuti oleh 121 peserta. Dari jumlah tersebut, hanya 10 peserta terbaik yang berhasil lolos ke babak grand final.
“Alhamdulillah, mereka sudah berlatih dengan baik dan siap tampil. Kami sebagai panitia telah berusaha memberikan fasilitas yang optimal, meskipun jika ada kekurangan, kami mohon maaf sebesar-besarnya,” ujar Ubaidillah.
Selaku Ketua Panitia , Ubaidillah menegaskan Untuk menjaga objektivitas dalam penjurian, serta memastikan bahwa tidak ada komunikasi antara mereka dan dewan juri.
“Kami serahkan sepenuhnya kepada dewan juri agar keputusan tetap netral. Bahkan, untuk memastikan keadilan, kami mengunci settingan dari tim sound engineering agar semua peserta mendapatkan layanan suara yang standar,” tambahnya.
Ia juga menyampaikan apresiasi kepada semua pihak yang telah mendukung kesuksesan acara ini, termasuk pimpinan, panitia, serta para senior yang telah memberikan arahan. Selain itu, komunikasi yang baik dengan berbagai pihak, termasuk koordinator festival, turut memastikan kelancaran acara.
Festival al Banjari memperebutkan uang tunai total Rp 25 juta, piagam dan piala. Berikut peringkat 1 hingga 10.
- Grup Bisyi’rin Nahawan (Mojokerto) menerima uang tunai Rp 6 juta
- Ulul Musthofa Putri (Kota Malang) menerima uang tunai Rp 5 juta
- M.I.M (Nganjuk) menerima uang tunai Rp 4juta
- Kun Fayakun (Lumajang)
- Jati Kramat (Kab. Mojokerto)
- At-Tashrifiyyah (Banyuwang)
- Annaman (Kab.Kediri)
- Tabassam (Gresik)
- Al Barokah (Pasuruan)
- PePeDeU (Jombang)